Senin, 19 Maret 2012

PRAKTISI HUBUNGAN MASYARAKAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar  Belakang
Kita sebagai mahasiswa komunikasi harus memahami secara pasti apa itu Humas. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak mahasiswa yang belum memahami secara pasti apa itu Humas, bagamaimana cara kerja dan penempatan seorang Public Relation?  Sebenarnya apa itu praktisi hubungan masyarakat?
Terlalu banyak masalah yang belum terpecahkan saat kita mempertanyakan kilas balik dari Pablic Relation. Keterbatasan pengetahuan tentang hal tersebut membuat kita terbelakang. Kita perlu menguasai ilmu ini dan bagaimana perkembangannya saat ini. Misalnya informasi tentang Jumlah perusahaan hubungan masyarakat yang semakin meningkat, menurut besarnya bekisar dari konselor independen (yang mungkin menggunakan sebutan ”dan rekan-rekan”) hingga perusahaan besar berskala nasional dan internasional dengan beratus-ratus staf. Misalnya Burson-Marsteller yang berpusat di New York, yang merupakan perusahaan terbesar dengan pendapatan bersih $265 juta di seluruh dunia, mempekerjakan lebih dari 2100 karyawan. Perusahaan terbesar kedua, yaitu Shandwick yang berpusat di London, dengan penghasilan bersih hampir $160 juga mempunyai 1750 karyawan di seluruh dunia.
Untuk menjadi seorang Public Relation harus memiliki pendidikan yang sesuai. Lebih dari 92% praktisi hubungan masyarakat adalah lulusan akademi, hampir 23% di antaranya berpendidikan pasca sarjana tetapi tidak menyelesaikan studi, 25% bergelar master, dan 2% bergelar doktor. Survei-survei biasanya menunjukkan bahwa praktisi yang memasuki bidang ini berasal dari berbagai jurusan akademis dan dengan pengalaman yang bervariasi. Sekitar 40% berlatar pendidikan jurnalisme, dengan perbandingan lulusan editorial berita dan lulusan hubungan masyarakat dua banding satu. Bahasa Inggris, pidato, komunikasi, bisnis (sesuai urutan) berada di bawah jurnalisme sebagai jurusan perguruan tinggi yang memasuki dunia hubungan masyarakat.
Namun, pendidikan yang sesuai juga tidak menjadi patokan yang utama karena mental dan pengetahuan umum juga menjadi bagian yang begitu penting dan hal ini lah yang kerapkali tidak di kuasai oleh semua orang. Masalah-masalah di atas yang melatarbelakangi munculnya makalah kami yang mencoba memberi pembahasan dan pengetahuan dalam hal Praktisi Hubungan Masyarakat.
    


1.2     Rumusan Masalah

1.       Bagaimana karakteristik dan pekerjaan para praktisi?
2.       Apa peran utama yang di mainkan oleh para praktisi, apa perbedaan besar dari aturan-aturan itu, serta apa yang  membedakan dari setiap aturan dalam praktek tersebut?
3.       Bagaimana kriteria untuk mengevaluasi status profesional hubungan masyarakat dan mempelajari jumlah yang di ukur oleh hubungan masyarakat dari setiap kriteria.
4.       Apa syarat utama untuk berhasil dalam hubungan masyarakat?

1.3     Tujuan Penulisan

1.       Mendeskripsikan karakteristik dan pekerjaan para praktisi.
2.       Mendeskripsikan empat peran utama yang di mainkan oleh para praktisi serta perbedaan besar dari aturan-aturan itu, dan yang membedakan dari setiap aturan dalam praktek.
3.       Mendeskripsikan lima kriteria untuk mengevaluasi status profesional hubungan masyarakat dan mempelajari jumlah yang di ukur oleh hubungan masyarakat dari setiap kriteria.
4.       Mendeskripsikan syarat utama untuk berhasil dalam hubungan masyarakat.

















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Karakteristik dan Pekerjaan Para Praktisi.

Jumlah dan Distribusi
            Jumlah praktisi terus meningkat karena adanya kekuatan organisasi, social, ekonomi, dan politik yang mengubah peran dan reputasi praktisi hubungan masyarakat di seluruh dunia.  Banyak perbedaan sebutan dan deskripsi kerja organisasi ini. Oleh satu organisasi di sebut sebagai ”komunikasi pemasaran”. Namun oleh satu organisasi laennya menyebutnya sebagai ”representatif hubungan masyarakat”, akan lebih akurat bila dinamakan ”seles” atau ”customer service representative”.
            Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan statistik tenaga kerja hubungan masyarakat dalam laporan bulannya, Employmen and Earnings, di bawah nama jabatan ”manajer: pemasaran, iklan, dan hubungan masyarakat” dan ”spesialis hubungan masyarakat”. Walaupun demikian, kategori-kategori ini tidak mencakup semua tenaga kerja di bidang ini. Misalnya, manajer hubungan masyarakat di perhitungkan sama seperti manajer-manajer lainnya, sehingga tidak ada perhitungan yang terpisah. Artis, perancang grafis, fotografer, videografer, pelobi, resepsionis, peneliti, dan spesialis lainnya yang bekerja di departemen dan perusahaan hubungan masyarakat dapat di masukkan dalam kategori ini. Akibatnya, angka dari Departemen Tenaga Kerja kemungkinan mencakup kurang dari separuh jumlah semua orang yang bekerja di bidang hubungan masyarakat. Tabel di bawah ini dengan jelas mengilustrasikan laju pertumbuhan hubungan masyarakat.
Tabel Pekerjaan hubungan masyarakat
Tahun
Jumlah ”spesialis hubungan masyarakat”[1]
1950
19.000
1960
31.000
1970
76.000
1980
126.000
1990
162.000
Proyeksi 2000[2]
197.000


Di Mana Mereka Bekerja??
            Lowongan kerja untuk spesialis hubungan masyarakat bisa di jumpai pada hampir semua komunitas, tetapi terkonsentrasi di pusat-puat permukiman besar. Misalnya, anggota terbanyak Public Relation Society of America (PRSA) berada di California, New York, Texas, Ohio, Michigan, Pennsylvania, dan Illinois.Tetapi Washington, DC mempunyai cabang PRSA terbesar, dengan jumlah anggota hampir 1000.
            Jumlah perusahaan hubungan masyarakat yang semakin meningkat, menurut besarnya bekisar dari konselor independen (yang mungkin menggunakan sebutan ”dan rekan-rekan”) hingga perusahaan besar berskala nasional dan internasional dengan beratus-ratus staf. Misalnya Burson-Marsteller yang berpusat di New York, yang merupakan perusahaan terbesar dengan pendapatan bersih $265 juta di seluruh dunia, mempekerjakan lebih dari 2100 karyawan. Perusahaan terbesar kedua, yaitu Shandwick yang berpusat di London, dengan penghasilan bersih hampir $160 juga mempunyai 1750 karyawan di seluruh dunia. Masing-masing dari empat perusahaan terbesar berikutnya  yaitu Porter novella International, Fleishman-Hillard, Edelman Public Relations Worldwide, dan Ketchum Public Relation Worldwide, mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan.

Pendidikan dan Persiapan
            Lebih dari 92% praktisi hubungan masyarakat adalah lulusan akademi, hampir 23% di antaranya berpendidikan pasca sarjana tetapi tidak menyelesaikan studi, 25% bergelar master, dan 2% bergelar doktor. Survei-survei biasanya menunjukkan bahwa praktisi yang memasuki bidang ini berasal dari berbagai jurusan akademis dan dengan pengalaman yang bervariasi. Sekitar 40% berlatar pendidikan jurnalisme, dengan perbandingan lulusan editorial berita dan lulusan hubungan masyarakat dua banding satu. Bahasa Inggris, pidato, komunikasi, bisnis (sesuai urutan) berada di bawah jurnalisme sebagai jurusan perguruan tinggi yang memasuki dunia hubungan masyarakat.
            Pengalaman dalam bidang jurnalisme surat kabar tidak lagi menjadi syarat persiapan memasuki pekerjaan hubungan masyarakat. Sebaliknya, pengalaman media jurnalistik memberi praktisi pengalaman akan nilai-nilai penjaga gawang media dan cara-cara kerjanya. Tetapi apabila pengalaman itu mengarah pada pendekatan ”jurnalis di perusahaan”, maka hubungan masyarakat akan terbatas pada penyebaran berita dan relasi media. Ada banyak pemberi kerja dan manajer hubungan masyarakat yang berpandangan bahwa pendidikan hubungan masyarakat membutuhkan persiapan, sehingga membuat manusia semakin mudah bergerak ke bidang itu setelah lulus.

Pemberian Tugas
            Beberapa pihak menjabarkan hubungan masyarakat dalam bentuk daftar bagian khusus fungsi ini, yaitu hubungan media, hubungan investor, hubungan komunitas, hubungan karyawan, hubungan pemerintah, dan sebagainya. Akan tetapi, label-label itu tidak mendeskripsikan banyak variasi aktivitas dan tugas dalam praktek sehari-hari. Berikut adalah sepuluh kategori yang mengikhtisarkan pekerjaan spesialis hubungan masyarakat.
  1. Menulis dan menyunting
  2.  Menjadi penghubung media dan pemuatan
  3. Melakukan penelitian
  4. Mengatur manajemen dan administrasi
  5. Melakukan konseling
  6. Menyelenggarakan kegiatan khusus
  7. Berpidato
  8. Berproduksi
  9. Memberi pelatihan
  10. Melakukan kontak

Walaupun berada pada urutan terakhir daftar ini, ”hubungan baik dengan pihak lain” kerap merupakan hal pertama yang dikaitkan banyak orang dengan hubungan masyarakat. Cukup beralasan, karena pekerja hubungan masyarakat kerap mendapatkan diri mereka berurusan dengan masalah manusia dan hubungan yang sensitif, tetapi steriotip kuno ini dapat membangkitkan salah pengertian yang mempersempit pandangan tentang pekerjaan hubungan masyarakat.

2.2   Peran Utama Para Praktisi Serta Perbedaan Aturan

            Ada empat peran besar hubungan masyarakat yang menjabarkan sebagian besar praktek ini.
1.       Teknisi Komunikasi
Kebanyakan praktisi memulai karier hubungan masyarakat mereka sebagai teknisi komunikasi. Biasanya di dalam deskripsi kerja tingkat pemula tercantum syarat keterampilan komunikasi dan jurnalistik. Perekrutan teknisi komunikasi di tujukan untuk menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature, pengembangan isi situs Web, dan berurusan dengan kontak media. Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat manajemen mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar. Mereka baru di libatkan untuk memproduksi komunikasi dan menerapkan program, yang terkadang tanpa bekal pengetahuan yang utuh tentang motivasi asal atau hasil yang di inginkan. Meskipun mereka tidak di ikutsertakan dalam diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen, mereka adalah pihak yang di limpahkan tugas memberi penjelasan pada karyawan dan pers.

2.       Penentu Ahli
Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi ahli bertugas mendefinisi masalah, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas penerapannya. Penentu ahli merupakan peran yang menggoda bagi praktisi, karena secara pribadi mereka akan merasa puas jika di pandang sebagai pemegang wewenang yang menentukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana hal tersebut di lakukan. Peran ini menggoda majikan dan klien, karena mereka ingin merasa yakin bahwa penanganan hubungan di lakukan oleh ahlinya. Mereka juga keliru berasumsi  bahwa begitu ahlinya sudah bertugas mereka tidak perlu lagi ikut serta. Dengan tidak berpartisipasi, kelihatan bahwa manejer tetap bergantung pada praktisi tiap kali muncul masalah hubungan masyarakat. Selain itu, manajer hanya sedikit bahkan tidak samasekali berkomitmen terhadap upaya hubungan masyarakat, dan tidak bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan program. Akibatnya, manajer lain dalam organisasi berasumsi dengan pandangan bahwa perkara hubungan masyarakat bukan merupakan tugas mereka.

3.       Fasilitator Komunikasi
Fasilitator komunikasi berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisai dan publik. Mereka mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan, dan membuat saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang di perlukan manajemen organisasi maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang saling menuntungkan. Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi mendapatkan dirinya bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan publiknya. Mereka menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, membantu partisipan mendiagnosa dan mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan komunikasi. Fasilitator komunikasi memegang peran rentang batas dan berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dan publik.

4.       Fasilitator Pemecahan masalah
Praktisi yang mengambil peran fasilitator pemecahan masalah bekerja sama dengan manajer lainnya dalam mendefinisi dan menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategis. Kerja sama dan konsultasi diawali dengan pertanyaan pertama, dan berlanjut hingga evaluasi program akhir. Praktisi pemecahan masalah membantu manajer lainnya dan organisasi menerapkan penggunaan proses manajemen langkah demi langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Manajer ini berperan penting dalam menganalisa situasi masalah, karena mereka adalah yang paling banyak tahu dan yang paling terlibat jauh dalam kebijakan, produk, prosedur, dan tindakan organisasi. Mereka jugalah yang mempunyai kekuatan untuk membuat perubahan yang di perlukan. Akibatnya, mereka harus terlibat dalam pemikiran evolusioner dan perencanaan strategis program hubungan masyarakat. Jika para manajer ini berpartisipasi dalam proses perencanaan strategis hubungan masyarakat, maka mereka memahami motivasi dan sasaran program, mendukung keputusan strategis dan taktis, berkomitmen untuk membuat perubahan, dan menyediakan sumber yang di perlukan  untuk mencapai tujuan program.

Hasil Penelitian Peran
Banyak faktor yang mempengaruhi peran praktisi, diantaranya:
  1. pendidikan
  2. pengalaman profesional
  3. kepribadian
  4. supervisi
  5. budaya dan lingkungan organisasi
Praktisi yang memahami penyebab dan konsekuensi dari berbagai peran dapat mengembangkan strategi dalam menghadapi beragam situasi dan pandangan pihak lain terhadap peran praktisi. Pengertian ini penting terhadap wanita, karena perbedaan peran ada kaitannya dengan gaji serta pengambilan keputusan manajemen.

2.3   Kriteria Untuk Mengevaluasi Status Profesional Hubungan Masyarakat

PROFESIONALISME
            Banyak pihak telah mencoba mendefinisikan profesi kontemporer, tetapi tidak satupun yang sesuai dengan semua bidang ini. Berikut ini adalah lima kriteria untuk mengevaluasi status profesional dalam hubungan masyarakat, yaitu:
  1. Perlu pendidikan khusus untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan pokok berdasarkan teori yang di kembangkan melalui penelitian. Praktek lebih di dasarkan pada pengetahuan unik ketimbang keterampilan kinerja.
  2. Memberi layanan yang unik dan mendasar yang di akui masyarakat. Praktisi di identifikasi dengan profesinya. ”ia seorang pengacara” atau ”ia seorang akuntan”
  3. Menekankan jasa publik dan tanggung jawab sosial di atas kepentingan pribadi. Pendapatan ekonomi pribadi dan kepentingan khusus harus tunduk pada kepentingan umum. Ada semacam ”tujuan mulia”
  4. Memberi otonomi dan menempatkan tanggung jawab di pundak praktisi. Ada kebebasan untuk memutuskan dan menciptakan tanggung jawab individu.
  5. Menegakkan kode etik dan standar kinerja melalui asosiasi kolega swapraja. Nilai di interpretasi dan di terap kan dengan mendisiplinkan mereka yag menyimpang dari norma yang di terima dan perilaku yang di tentukan. Masyarakat profesional memberi standar untuk persiapan pendidikan khusus, menetapkan siapa yang di akui dalam praktek, memantau kinerja praktisi dengan standar yang di sepakati, dan memberi tingkat status yang berbeda-beda dalam praktisi.

2.4  Syarat Utama Untuk Berhasil Dalam Hubungan Masyarakat

Survei atas eksekutif puncak hubungan masyarakat menunjukkan adanya pendapat bahwa untuk berhasil perlu adanya keterampilan komunikasi, pengetahuan tentang media dan manajemen, kemampuan memecahkan masalah, motivasi, dan keingintahuan intelektual.

Syarat untuk berhasil
ü  Keterampilan
§  Menulis efektif
§  Berbicara persuasif
ü  Pengetahuan
§  Pengetahuan mendalam tentang berbagai media
§  Pemahaman akan proses manajemen
§  Ketajaman bisnis, keuangan
ü  Kemampuan
§  Pemecah masalah
§  Pengambil keputusan
§  Tangkas dalam menangani orang, membangkitkan kepercayaan
§  Mampu memikul tanggung jawab
ü  Kualitas
§  Kestabilan dan akal sehat
§  Dorongan dan antusiasme
§  Minat luas dan keingintahuan intelektual
§  Pendegar yang baik
§  Toleransi atas frustrasi
§  Gaya

Kualitas untuk berhasil menurut Bill Cantor
  • Respon terhadap ketegangan
  • Inisiatif individu
  • Keingintahuan dan kemauan untuk belajar
  • Energi, dorongan, dan ambisi
  • Pemikiran obyektif
  • Sikap luwes
  • Layanan bagi pihak lain
  • Sifat bertsahabat
  • Beragam kemampuan
  • Tidak terlalu sadar diri















Daftar Pustaka

Jefkins, Frank dan Daniel Yadin.2003.Public Relations.Jakarta:Erlangga
Coulson, Colin dan Thomas.2002.Public Relations.Jakarta:Bumi Aksara













[1] Kategori dan statistic Departemen Tenaga Kerja dari laporan Employmen and Earnings
[2] Total proyeksi di hitung dengan menggunakan model regresi lonier

Tidak ada komentar:

Posting Komentar