BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita sebagai mahasiswa komunikasi
harus memahami secara pasti apa itu Humas. Akan tetapi, pada kenyataannya
banyak mahasiswa yang belum memahami secara pasti apa itu Humas, bagamaimana
cara kerja dan penempatan seorang Public Relation? Sebenarnya apa itu praktisi hubungan
masyarakat?
Terlalu banyak masalah yang belum
terpecahkan saat kita mempertanyakan kilas balik dari Pablic Relation.
Keterbatasan pengetahuan tentang hal tersebut membuat kita terbelakang. Kita
perlu menguasai ilmu ini dan bagaimana perkembangannya saat ini. Misalnya
informasi tentang Jumlah perusahaan hubungan masyarakat
yang semakin meningkat, menurut besarnya bekisar dari konselor independen (yang
mungkin menggunakan sebutan ”dan rekan-rekan”) hingga perusahaan besar berskala
nasional dan internasional dengan beratus-ratus staf. Misalnya
Burson-Marsteller yang berpusat di New York, yang merupakan perusahaan terbesar dengan pendapatan
bersih $265 juta di seluruh dunia, mempekerjakan lebih dari 2100 karyawan.
Perusahaan terbesar kedua, yaitu Shandwick yang berpusat di London, dengan penghasilan
bersih hampir $160 juga mempunyai 1750 karyawan di seluruh dunia.
Untuk menjadi seorang Public Relation
harus memiliki pendidikan yang sesuai. Lebih dari 92% praktisi hubungan masyarakat
adalah lulusan akademi, hampir 23% di antaranya berpendidikan pasca sarjana
tetapi tidak menyelesaikan studi, 25% bergelar master, dan 2% bergelar doktor.
Survei-survei biasanya menunjukkan bahwa praktisi yang memasuki bidang ini
berasal dari berbagai jurusan akademis dan dengan pengalaman yang bervariasi.
Sekitar 40% berlatar pendidikan jurnalisme, dengan perbandingan lulusan
editorial berita dan lulusan hubungan masyarakat dua banding satu. Bahasa
Inggris, pidato, komunikasi, bisnis (sesuai urutan) berada di bawah jurnalisme
sebagai jurusan perguruan tinggi yang memasuki dunia hubungan masyarakat.
Namun, pendidikan yang sesuai juga
tidak menjadi patokan yang utama karena mental dan pengetahuan umum juga
menjadi bagian yang begitu penting dan hal ini lah yang kerapkali tidak di
kuasai oleh semua orang. Masalah-masalah di atas yang melatarbelakangi
munculnya makalah kami yang mencoba memberi pembahasan dan pengetahuan dalam
hal Praktisi Hubungan Masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dan pekerjaan para praktisi?
2. Apa peran utama yang di mainkan
oleh para praktisi, apa perbedaan besar dari aturan-aturan itu, serta apa yang membedakan dari setiap aturan dalam praktek
tersebut?
3. Bagaimana kriteria untuk
mengevaluasi status profesional hubungan masyarakat dan mempelajari jumlah yang
di ukur oleh hubungan masyarakat dari setiap kriteria.
4. Apa syarat utama untuk berhasil
dalam hubungan masyarakat?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan karakteristik dan
pekerjaan para praktisi.
2. Mendeskripsikan empat peran utama
yang di mainkan oleh para praktisi serta perbedaan besar dari aturan-aturan
itu, dan yang membedakan dari setiap aturan dalam praktek.
3. Mendeskripsikan lima kriteria
untuk mengevaluasi status profesional hubungan masyarakat dan mempelajari
jumlah yang di ukur oleh hubungan masyarakat dari setiap kriteria.
4. Mendeskripsikan syarat utama untuk
berhasil dalam hubungan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik dan Pekerjaan Para Praktisi.
Jumlah dan Distribusi
Jumlah
praktisi terus meningkat karena adanya kekuatan organisasi, social, ekonomi,
dan politik yang mengubah peran dan reputasi praktisi hubungan masyarakat di
seluruh dunia. Banyak perbedaan sebutan
dan deskripsi kerja organisasi ini. Oleh satu organisasi di sebut sebagai
”komunikasi pemasaran”. Namun oleh satu organisasi laennya menyebutnya sebagai
”representatif hubungan masyarakat”, akan lebih akurat bila dinamakan ”seles”
atau ”customer service representative”.
Departemen
Tenaga Kerja AS melaporkan statistik tenaga kerja hubungan masyarakat dalam
laporan bulannya, Employmen and Earnings, di bawah nama jabatan ”manajer:
pemasaran, iklan, dan hubungan masyarakat” dan ”spesialis hubungan masyarakat”.
Walaupun demikian, kategori-kategori ini tidak mencakup semua tenaga kerja di
bidang ini. Misalnya, manajer hubungan masyarakat di perhitungkan sama seperti
manajer-manajer lainnya, sehingga tidak ada perhitungan yang terpisah. Artis,
perancang grafis, fotografer, videografer, pelobi, resepsionis, peneliti, dan
spesialis lainnya yang bekerja di departemen dan perusahaan hubungan masyarakat
dapat di masukkan dalam kategori ini. Akibatnya, angka dari Departemen Tenaga
Kerja kemungkinan mencakup kurang dari separuh jumlah semua orang yang bekerja
di bidang hubungan masyarakat. Tabel di bawah ini dengan jelas mengilustrasikan
laju pertumbuhan hubungan masyarakat.
Tabel Pekerjaan hubungan masyarakat
Tahun
|
Jumlah ”spesialis hubungan
masyarakat”[1]
|
1950
|
19.000
|
1960
|
31.000
|
1970
|
76.000
|
1980
|
126.000
|
1990
|
162.000
|
Proyeksi 2000[2]
|
197.000
|
Di Mana Mereka Bekerja??
Lowongan
kerja untuk spesialis hubungan masyarakat bisa di jumpai pada hampir semua
komunitas, tetapi terkonsentrasi di pusat-puat permukiman besar. Misalnya, anggota terbanyak Public Relation Society of America
(PRSA) berada di California, New York, Texas, Ohio, Michigan, Pennsylvania, dan
Illinois.Tetapi Washington, DC mempunyai cabang PRSA terbesar, dengan jumlah
anggota hampir
1000.
Jumlah perusahaan
hubungan masyarakat yang semakin meningkat, menurut besarnya bekisar dari
konselor independen (yang mungkin menggunakan sebutan ”dan rekan-rekan”) hingga
perusahaan besar berskala nasional dan internasional dengan beratus-ratus staf.
Misalnya Burson-Marsteller yang berpusat di New York, yang merupakan perusahaan terbesar
dengan pendapatan bersih $265 juta di seluruh dunia, mempekerjakan lebih dari
2100 karyawan. Perusahaan terbesar kedua, yaitu Shandwick yang berpusat di
London, dengan penghasilan bersih hampir $160 juga mempunyai 1750 karyawan di
seluruh dunia. Masing-masing dari empat perusahaan terbesar berikutnya yaitu Porter novella International,
Fleishman-Hillard, Edelman Public Relations Worldwide, dan Ketchum Public
Relation Worldwide, mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan.
Pendidikan
dan Persiapan
Lebih dari 92% praktisi hubungan
masyarakat adalah lulusan akademi, hampir 23% di antaranya berpendidikan pasca
sarjana tetapi tidak menyelesaikan studi, 25% bergelar master, dan 2% bergelar
doktor. Survei-survei biasanya menunjukkan bahwa praktisi yang memasuki bidang
ini berasal dari berbagai jurusan akademis dan dengan pengalaman yang
bervariasi. Sekitar 40% berlatar pendidikan jurnalisme, dengan perbandingan
lulusan editorial berita dan lulusan hubungan masyarakat dua banding satu.
Bahasa Inggris, pidato, komunikasi, bisnis (sesuai urutan) berada di bawah
jurnalisme sebagai jurusan perguruan tinggi yang memasuki dunia hubungan
masyarakat.
Pengalaman
dalam bidang jurnalisme surat kabar tidak lagi menjadi syarat persiapan
memasuki pekerjaan hubungan masyarakat. Sebaliknya, pengalaman media
jurnalistik memberi praktisi pengalaman akan nilai-nilai penjaga gawang media
dan cara-cara kerjanya. Tetapi apabila pengalaman itu mengarah pada pendekatan
”jurnalis di perusahaan”, maka hubungan masyarakat akan terbatas pada
penyebaran berita dan relasi media. Ada banyak pemberi kerja dan manajer
hubungan masyarakat yang berpandangan bahwa pendidikan hubungan masyarakat
membutuhkan persiapan, sehingga membuat manusia semakin mudah bergerak ke bidang itu setelah lulus.
Pemberian
Tugas
Beberapa
pihak menjabarkan hubungan masyarakat dalam bentuk daftar bagian khusus fungsi
ini, yaitu hubungan media, hubungan investor, hubungan komunitas, hubungan
karyawan, hubungan pemerintah, dan sebagainya. Akan tetapi, label-label itu
tidak mendeskripsikan banyak variasi aktivitas dan tugas dalam praktek sehari-hari.
Berikut adalah sepuluh kategori yang mengikhtisarkan pekerjaan spesialis
hubungan masyarakat.
- Menulis dan menyunting
- Menjadi penghubung media dan pemuatan
- Melakukan penelitian
- Mengatur manajemen dan administrasi
- Melakukan konseling
- Menyelenggarakan kegiatan khusus
- Berpidato
- Berproduksi
- Memberi pelatihan
- Melakukan kontak
Walaupun berada pada
urutan terakhir daftar ini, ”hubungan baik dengan pihak lain” kerap merupakan
hal pertama yang dikaitkan banyak orang dengan hubungan masyarakat. Cukup beralasan,
karena pekerja hubungan masyarakat kerap mendapatkan diri mereka berurusan
dengan masalah manusia dan hubungan yang sensitif, tetapi steriotip kuno ini
dapat membangkitkan salah pengertian yang mempersempit pandangan tentang
pekerjaan hubungan masyarakat.
2.2
Peran Utama Para Praktisi Serta Perbedaan Aturan
Ada
empat peran besar hubungan masyarakat yang menjabarkan sebagian besar praktek
ini.
1.
Teknisi Komunikasi
Kebanyakan praktisi
memulai karier hubungan masyarakat mereka sebagai teknisi komunikasi. Biasanya
di dalam deskripsi kerja tingkat pemula tercantum syarat keterampilan
komunikasi dan jurnalistik. Perekrutan teknisi komunikasi di tujukan untuk
menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita
feature, pengembangan isi situs Web, dan berurusan dengan kontak media.
Praktisi yang memegang peran ini biasanya tidak ikut serta saat manajemen
mendefinisi masalah dan mencari jalan keluar. Mereka baru di libatkan untuk
memproduksi komunikasi dan menerapkan program, yang terkadang tanpa bekal pengetahuan
yang utuh tentang motivasi asal atau hasil yang di inginkan. Meskipun mereka
tidak di ikutsertakan dalam diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan
manajemen, mereka adalah pihak yang di limpahkan tugas memberi penjelasan pada
karyawan dan pers.
2.
Penentu Ahli
Praktisi yang beroperasi
sebagai praktisi ahli bertugas mendefinisi masalah, mengembangkan program, dan
bertanggung jawab penuh atas penerapannya. Penentu ahli merupakan peran yang
menggoda bagi praktisi, karena secara pribadi mereka akan merasa puas jika di
pandang sebagai pemegang wewenang yang menentukan apa yang perlu dilakukan dan
bagaimana hal tersebut di lakukan. Peran ini menggoda majikan dan klien, karena
mereka ingin merasa yakin bahwa penanganan hubungan di lakukan oleh ahlinya. Mereka
juga keliru berasumsi bahwa begitu
ahlinya sudah bertugas mereka tidak perlu lagi ikut serta. Dengan tidak
berpartisipasi, kelihatan bahwa manejer tetap bergantung pada praktisi tiap
kali muncul masalah hubungan masyarakat. Selain itu, manajer hanya sedikit
bahkan tidak samasekali berkomitmen terhadap upaya hubungan masyarakat, dan
tidak bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan program. Akibatnya,
manajer lain dalam organisasi berasumsi dengan pandangan bahwa perkara hubungan
masyarakat bukan merupakan tugas mereka.
3.
Fasilitator Komunikasi
Fasilitator komunikasi
berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara organisai dan
publik. Mereka mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan
menyingkirkan rintangan dalam hubungan, dan membuat saluran komunikasi tetap
terbuka. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang di perlukan manajemen
organisasi maupun publik, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang saling
menuntungkan. Sebagai fasilitator komunikasi, praktisi mendapatkan dirinya
bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi organisasi dengan
publiknya. Mereka menjadi wasit interaksi, menetapkan agenda diskusi, meringkas
dan mengulangi pandangan, memancing reaksi, membantu partisipan mendiagnosa dan
mengoreksi kondisi yang mengganggu hubungan komunikasi. Fasilitator komunikasi
memegang peran rentang batas dan berfungsi sebagai penghubung antara organisasi
dan publik.
4.
Fasilitator Pemecahan masalah
Praktisi yang
mengambil peran fasilitator pemecahan masalah bekerja sama dengan manajer
lainnya dalam mendefinisi dan menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari
tim perencanaan strategis. Kerja sama dan konsultasi diawali dengan pertanyaan
pertama, dan berlanjut hingga evaluasi program akhir. Praktisi pemecahan
masalah membantu manajer lainnya dan organisasi menerapkan penggunaan proses
manajemen langkah demi langkah yang sama terhadap hubungan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah organisasi lainnya. Manajer ini berperan penting dalam
menganalisa situasi masalah, karena mereka adalah yang paling banyak tahu dan
yang paling terlibat jauh dalam kebijakan, produk, prosedur, dan tindakan
organisasi. Mereka jugalah yang mempunyai kekuatan untuk membuat perubahan yang
di perlukan. Akibatnya, mereka harus terlibat dalam pemikiran evolusioner dan
perencanaan strategis program hubungan masyarakat. Jika para manajer ini
berpartisipasi dalam proses perencanaan strategis hubungan masyarakat, maka
mereka memahami motivasi dan sasaran program, mendukung keputusan strategis dan
taktis, berkomitmen untuk membuat perubahan, dan menyediakan sumber yang di
perlukan untuk mencapai tujuan program.
Hasil Penelitian Peran
Banyak faktor yang mempengaruhi
peran praktisi, diantaranya:
- pendidikan
- pengalaman profesional
- kepribadian
- supervisi
- budaya dan lingkungan organisasi
Praktisi yang memahami
penyebab dan konsekuensi dari berbagai peran dapat mengembangkan strategi dalam
menghadapi beragam situasi dan pandangan pihak lain terhadap peran praktisi.
Pengertian ini penting terhadap wanita, karena perbedaan peran ada kaitannya
dengan gaji serta pengambilan keputusan manajemen.
2.3
Kriteria Untuk Mengevaluasi Status Profesional Hubungan Masyarakat
PROFESIONALISME
Banyak
pihak telah mencoba mendefinisikan profesi kontemporer, tetapi tidak satupun
yang sesuai dengan semua bidang ini. Berikut ini adalah lima kriteria untuk
mengevaluasi status profesional dalam hubungan masyarakat, yaitu:
- Perlu pendidikan khusus untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan pokok berdasarkan teori yang di kembangkan melalui penelitian. Praktek lebih di dasarkan pada pengetahuan unik ketimbang keterampilan kinerja.
- Memberi layanan yang unik dan mendasar yang di akui masyarakat. Praktisi di identifikasi dengan profesinya. ”ia seorang pengacara” atau ”ia seorang akuntan”
- Menekankan jasa publik dan tanggung jawab sosial di atas kepentingan pribadi. Pendapatan ekonomi pribadi dan kepentingan khusus harus tunduk pada kepentingan umum. Ada semacam ”tujuan mulia”
- Memberi otonomi dan menempatkan tanggung jawab di pundak praktisi. Ada kebebasan untuk memutuskan dan menciptakan tanggung jawab individu.
- Menegakkan kode etik dan standar kinerja melalui asosiasi kolega swapraja. Nilai di interpretasi dan di terap kan dengan mendisiplinkan mereka yag menyimpang dari norma yang di terima dan perilaku yang di tentukan. Masyarakat profesional memberi standar untuk persiapan pendidikan khusus, menetapkan siapa yang di akui dalam praktek, memantau kinerja praktisi dengan standar yang di sepakati, dan memberi tingkat status yang berbeda-beda dalam praktisi.
2.4
Syarat Utama Untuk Berhasil Dalam Hubungan Masyarakat
Survei atas eksekutif
puncak hubungan masyarakat menunjukkan adanya pendapat bahwa untuk berhasil
perlu adanya keterampilan komunikasi, pengetahuan tentang media dan manajemen,
kemampuan memecahkan masalah, motivasi, dan keingintahuan intelektual.
Syarat untuk berhasil
ü Keterampilan
§ Menulis efektif
§ Berbicara persuasif
ü Pengetahuan
§ Pengetahuan mendalam tentang
berbagai media
§ Pemahaman akan proses manajemen
§ Ketajaman bisnis, keuangan
ü Kemampuan
§ Pemecah masalah
§ Pengambil keputusan
§ Tangkas dalam menangani orang,
membangkitkan kepercayaan
§ Mampu memikul tanggung jawab
ü Kualitas
§ Kestabilan dan akal sehat
§ Dorongan dan antusiasme
§ Minat luas dan keingintahuan intelektual
§ Pendegar yang baik
§ Toleransi atas frustrasi
§ Gaya
Kualitas untuk berhasil
menurut Bill Cantor
- Respon terhadap ketegangan
- Inisiatif individu
- Keingintahuan dan kemauan untuk belajar
- Energi, dorongan, dan ambisi
- Pemikiran obyektif
- Sikap luwes
- Layanan bagi pihak lain
- Sifat bertsahabat
- Beragam kemampuan
- Tidak terlalu sadar diri
Daftar Pustaka
Jefkins, Frank dan Daniel Yadin.2003.Public
Relations.Jakarta:Erlangga
Coulson, Colin dan Thomas.2002.Public
Relations.Jakarta:Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar